Sabtu, 23 Januari 2016

Orang-orang yang "Menyederhanakan" Cara-cara "Masuk Surga" & Hubungan "Provokator" Dengan Terjadinya "Tindak Kekerasan" dan "Teror"



Bismillaahirrahmaanirrahiim


KITAB SUCI AL-QURAN

Kitab Suci Al-Quran adalah kotak besar yang berisi batu ratna mutu manikam, namun manusia tidak menyadarinya

“Setiap saat hatiku merindukan untuk mencium Kitab  Engkau dan melaksanakan thawaf mengelilingi Al-Quran karena Kitab ini merupakan Kabahku”

 (Al-Masih-al-Mau’ud a.s.)


    Orang-orang yang Menyederhanakan Cara-cara “Masuk Surga” &  Hubungan Provokator  dengan Terjadinya  Tindak Kekerasan  dan Teror

Bab 16


 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya  telah dijelaskan mengenai  peringatan    Allah Swt.  kepada orang-orang beriman agar “perbuatan-perbuatan baik” yang dilakukannya benar-benar merupakan “amal shaleh”,  yang akan membuat mereka layak masuk ke  dalam “jannah” (surga/kebun) yang di bawahnya “mengalir sungai-sungai” (QS.2:26), firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تُبۡطِلُوۡا صَدَقٰتِکُمۡ بِالۡمَنِّ وَ الۡاَذٰی ۙ کَالَّذِیۡ یُنۡفِقُ مَالَہٗ رِئَآءَ النَّاسِ وَ لَا یُؤۡمِنُ بِاللّٰہِ وَ الۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِؕ فَمَثَلُہٗ  کَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَیۡہِ تُرَابٌ فَاَصَابَہٗ وَابِلٌ فَتَرَکَہٗ صَلۡدًا ؕ لَا  یَقۡدِرُوۡنَ عَلٰی شَیۡءٍ مِّمَّا کَسَبُوۡا ؕ وَ اللّٰہُ  لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman, لَا تُبۡطِلُوۡا صَدَقٰتِکُمۡ بِالۡمَنِّ وَ الۡاَذٰی  --  janganlah kamu membuat  sedekah-sedekahmu sia-sia dengan menyebut-nyebut jasa baik dan sikap  menyakiti, کَالَّذِیۡ یُنۡفِقُ مَالَہٗ رِئَآءَ النَّاسِ وَ لَا یُؤۡمِنُ بِاللّٰہِ وَ الۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ -- seperti orang  yang membelanjakan hartanya untuk dilihat  manusia, sedangkan ia tidak beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, فَمَثَلُہٗ  کَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَیۡہِ تُرَابٌ فَاَصَابَہٗ وَابِلٌ فَتَرَکَہٗ صَلۡدًا -- maka perumpamaannya seperti misal  batu licin  yang di atasnya ada   tanah, lalu hujan lebat menimpanya dan meninggalkannya keras dan licin. لَا  یَقۡدِرُوۡنَ عَلٰی شَیۡءٍ مِّمَّا کَسَبُوۡا -- Mereka tidak akan memperoleh sesuatu dari apa yang mereka usahakan,  وَ اللّٰہُ  لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ الۡکٰفِرِیۡنَ -- dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang  kafir  (Al-Baqarah [2]:265).
    Dalam ayat lainnya kaum Muslimin diperintahkan pula untuk membelanjakan kekayaan mereka dengan terang-terangan (QS.2:275), tujuan yang mendasarinya ialah agar orang-orang Muslim lainnya akan terpengaruh dan meniru teladan yang baik itu. Akan tetapi  orang yang tidak  beriman kepada Allah Swt. mereka membelanjakan (menginfakan) uangnya secara terang-terangan hanya semata-mata untuk menarik penghargaan khalayak umum atau  untuk riya (pamer) serta tujuan-tujuan  yang bersifat memperoleh keuntungan duniawi lainnya, baik dari segi politik  mau pun ekonomi.
   Orang-orang yang bersikap seperti itu dalam melakukan “perbuatan baiknya” mereka kehilangan sama sekali hak memperoleh ganjaran dari Allah Swt.,   mereka bukannya: اَنَّ لَہُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ   --  “sesungguhnya  untuk mereka ada kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai”,  sehingga “kebun-kebun keimanannya” tumbuh subur  dan menghasilkan buah-buahan yang berkualitas baik, melainkan:  فَمَثَلُہٗ  کَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَیۡہِ تُرَابٌ فَاَصَابَہٗ وَابِلٌ فَتَرَکَہٗ صَلۡدًا -- “maka perumpamaannya seperti misal  batu licin  yang di atasnya ada   tanah, lalu hujan lebat menimpanya dan meninggalkannya keras dan licin. لَا  یَقۡدِرُوۡنَ عَلٰی شَیۡءٍ مِّمَّا کَسَبُوۡا --  Mereka tidak akan memperoleh sesuatu dari apa yang mereka usahakan, وَ اللّٰہُ  لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ الۡکٰفِرِیۡنَ --  dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang  kafir.”

Mereka yang  Menyederhanakan  Cara “Masuk Surga”   Bertentangan dengan Ajaran Al-Quran dan Sunnah Nabi Besar Muhammad Saw.

   Peringatan Allah Swt. dalam dalam ayat tersebut  sekali gus  merupakan  peringatan pula bagi orang-orang yang  menyebarkan ajaran keliru guna memperoleh surga dan bidadari surga  dengan cara-cara yang tidak diajarkan dan tidak diamalkan oleh Nabi Besar Muhammad saw., misalnya  menjadi pelakubom bunuh diri” serta tindakan kekerasan  serta segala bentuk terror  lainnya atas nama agama, bertentangan dengan   “rahmat bagi  seluruh alam” yang diajarkan dan diamalkan Nabi Besar Muhammad saw. dan para sahabat beliau saw. (QS.21:108; QS.33:22), sehingga  citra umat Islam yang disebut sebagai “khayra ummah” (umat yang terbaik)  --  yang  dibangkitkan Allah Swt. bagi  kemanfaatan seluruh  umat manusia (QS.2:144; QS.3:111)   -- menjadi rusak.
   Peringatan Allah Swt.  mengenai orang-orang yang lemah iman atau lemah pemahaman agamanya dan kepercayaannya yang dikemukakan dalam ayat-ayat  Al-Hajj [22]:12-14 mengenai “orang-orang yang berdiri di pinggir”, mereka itulah yang  senantiasa menjadi “mangsa” para provokator  sebagaimana  dikemukakan dalam lanjutan Surah Al-Ankabūt sebelumnya,  firman-Nya:
وَ قَالَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اتَّبِعُوۡا سَبِیۡلَنَا وَ لۡنَحۡمِلۡ خَطٰیٰکُمۡ ؕ وَ مَا ہُمۡ بِحٰمِلِیۡنَ مِنۡ خَطٰیٰہُمۡ مِّنۡ شَیۡءٍ ؕ اِنَّہُمۡ  لَکٰذِبُوۡنَ ﴿﴾  وَ لَیَحۡمِلُنَّ  اَثۡقَالَہُمۡ  وَ اَثۡقَالًا مَّعَ اَثۡقَالِہِمۡ ۫ وَ لَیُسۡـَٔلُنَّ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ عَمَّا کَانُوۡا یَفۡتَرُوۡنَ ﴿٪ ﴾
Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: اتَّبِعُوۡا سَبِیۡلَنَا وَ لۡنَحۡمِلۡ خَطٰیٰکُمۡ   -- “Ikutilah jalan kami   dan   kami akan menanggung dosa-dosa kamu.” وَ مَا ہُمۡ بِحٰمِلِیۡنَ مِنۡ خَطٰیٰہُمۡ مِّنۡ شَیۡءٍ ؕ    -- Padahal mereka tidak dapat memikul dosa-dosa  mereka itu sedikit pun, اِنَّہُمۡ  لَکٰذِبُوۡنَ    --  sesungguhnya mereka itu benar-benar pendusta.  وَ لَیَحۡمِلُنَّ  اَثۡقَالَہُمۡ  وَ اَثۡقَالًا مَّعَ اَثۡقَالِہِمۡ   --  Dan niscaya mereka akan me-mikul beban mereka dan beban orang lain beserta beban mereka, وَ لَیُسۡـَٔلُنَّ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ عَمَّا کَانُوۡا یَفۡتَرُوۡنَ  -- dan pada Hari Kiamat  niscaya mereka akan di-tanyai  mengenai apa yang mereka ada-adakan  (Al-Ankabut [29]:13-14).
     Para masa setiap pengutusan Rasul Allah (QS.7:35-37),  selain  orang-orang munafik dan mereka yang “lemah iman” serta “lemah keagamaannya”,  ada lagi golongan lain yakni gembong-gembong kekafiran yang agresif. Dengan menyalahgunakan kedudukan dalam masyarakat, mereka berusaha menyesatkan orang-orang lain yang sederhana pemahaman keagamaannya serta   tidak begitu tinggi kedudukannya dalam masyarakat,  dengan mengatakan kepada mereka, bahwa mereka akan menanggung segala kerugian yang akan diderita mereka itu sebagai akibat mengikuti kepemimpinan mereka dan menolak agama hakiki yang  diajarkan Rasul Allah yang diutus kepada mereka.
  Jadi, firman Allah Swt. tersebut merupakan peringatan   bagi umat beragama terhadap segala bentuk penipuan   berupa “janji-janji dusta” yang sangat muluk   -- termasuk ajaran  “penebusan dosa” atau “penanggungan dosa” --  yang diajarkan  para provokator,  bahwa: اتَّبِعُوۡا سَبِیۡلَنَا وَ لۡنَحۡمِلۡ خَطٰیٰکُمۡ   -- “Ikutilah jalan kami   dan   kami akan menanggung dosa-dosa kamu,   وَ مَا ہُمۡ بِحٰمِلِیۡنَ مِنۡ خَطٰیٰہُمۡ مِّنۡ شَیۡءٍ ؕ    -- padahal mereka tidak dapat memikul dosa-dosa  mereka itu sedikit pun, اِنَّہُمۡ  لَکٰذِبُوۡنَ    --  sesungguhnya mereka itu benar-benar pendusta.”   Sebab dengan tegas Allah Swt. berfirman: وَ لَیُسۡـَٔلُنَّ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ عَمَّا کَانُوۡا یَفۡتَرُوۡنَ  -- dan pada Hari Kiamat  niscaya mereka akan di-tanyai  mengenai apa yang mereka ada-adakan.”  (Al-Ankabut [29]:14).

Para Provokator akan Melepaskan Diri dari Tanggungjawab

      Berikut adalah firman Allah Swt. mengenai  pelepasan  diri dari tanggungjawab  ketika orang-orang yang mereka “perdayai” mengalami penderitaan lalu meminta tanggungjawab atas provokasi para provokator  seperti itu:
وَ بَرَزُوۡا لِلّٰہِ جَمِیۡعًا فَقَالَ الضُّعَفٰٓؤُا لِلَّذِیۡنَ اسۡتَکۡبَرُوۡۤا اِنَّا کُنَّا لَکُمۡ تَبَعًا فَہَلۡ اَنۡتُمۡ مُّغۡنُوۡنَ عَنَّا مِنۡ عَذَابِ اللّٰہِ مِنۡ شَیۡءٍ ؕ قَالُوۡا لَوۡ ہَدٰىنَا اللّٰہُ  لَہَدَیۡنٰکُمۡ ؕ سَوَآءٌ  عَلَیۡنَاۤ  اَجَزِعۡنَاۤ  اَمۡ صَبَرۡنَا مَا لَنَا مِنۡ  مَّحِیۡصٍ  ﴿٪﴾
Dan mereka itu semua akan tampil di hadapan Allah,   maka akan berkata orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang takaburاِنَّا کُنَّا لَکُمۡ تَبَعًا فَہَلۡ اَنۡتُمۡ مُّغۡنُوۡنَ عَنَّا مِنۡ عَذَابِ اللّٰہِ مِنۡ شَیۡءٍ --  “Sesungguhnya kami dahulu pengikut-pengikut kamu, lalu  tidak dapatkah kamu mengelakkan kami dari azab Allah sedikit pun?”  قَالُوۡا لَوۡ ہَدٰىنَا اللّٰہُ  لَہَدَیۡنٰکُمۡ  -- Mereka berkata: “Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, pasti kami pun telah memberi petunjuk kepada kamu. سَوَآءٌ  عَلَیۡنَاۤ  اَجَزِعۡنَاۤ  اَمۡ صَبَرۡنَا مَا لَنَا مِنۡ  مَّحِیۡصٍ    -- Adalah sama saja bagi kita, apakah kita  berkeluh-kesah atau kita bersabar, sekali-kali tidak ada bagi kita jalan untuk melepaskan diri.”  (Ibrahim [14]:22).
     Makna ayat  وَ بَرَزُوۡا لِلّٰہِ جَمِیۡعًا -- “Dan mereka itu semua akan tampil di hadapan Allah,” bahwa bukan semata-mata perbuatan buruknya sendiri, yang mendatangkan kejatuhan bagi suatu kaum, tetapi yang terutama mendatangkan kejatuhan itu ialah terbukanya kelemahan mereka.  
       Setelah kelemahan mereka menjadi nampak maka gengsi dan nama baik mereka — yang melebihi hasil karya mereka, dan merupakan penolong utama untuk sukses mereka — mendapat pukulan maut dengan jatuhnya mereka di mata kaum-kaum lawan mereka, hal  itu diikuti oleh kemunduran dan kemerosotan.  
      Suatu kaum yang ditakdirkan binasa, suka mengalah kepada rasa putus asa dan dengan serta-merta menyerah kepada nasibnya yang rendah dan menuntut pertanggungjawaban pihak lain, itulah makna dialog dalam ayat selanjutnya:  
فَقَالَ الضُّعَفٰٓؤُا لِلَّذِیۡنَ اسۡتَکۡبَرُوۡۤا اِنَّا کُنَّا لَکُمۡ تَبَعًا فَہَلۡ اَنۡتُمۡ مُّغۡنُوۡنَ عَنَّا مِنۡ عَذَابِ اللّٰہِ مِنۡ شَیۡءٍ ؕ قَالُوۡا لَوۡ ہَدٰىنَا اللّٰہُ  لَہَدَیۡنٰکُمۡ ؕ سَوَآءٌ  عَلَیۡنَاۤ  اَجَزِعۡنَاۤ  اَمۡ صَبَرۡنَا مَا لَنَا مِنۡ  مَّحِیۡصٍ  ﴿٪﴾
“…maka akan berkata orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang takabur: “Sesungguhnya kami dahulu pengikut-pengikut kamu, lalu  tidak dapatkah kamu mengelakkan kami dari azab Allah sedikit pun?” Mereka berkata: “Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami  pasti kami pun telah memberi petunjuk kepada kamu. Adalah sama saja bagi kita, apakah kita  berkeluh-kesah atau kita bersabar, sekali-kali tidak ada bagi kita jalan untuk melepaskan diri” (Ibrahim [14]:22).
   Bahkan mereka  mereka yang sebelumnya satu sama lainnya bekerja sama menentang kebenaran kemudian ketika makar-buruk mereka gagal total lalu satu sama lain akan saling mengutuk, firman-Nya:
یَسۡـَٔلُکَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَۃِ ؕ قُلۡ  اِنَّمَا عِلۡمُہَا عِنۡدَ اللّٰہِ ؕ وَ مَا یُدۡرِیۡکَ لَعَلَّ  السَّاعَۃَ   تَکُوۡنُ  قَرِیۡبًا ﴿﴾  اِنَّ اللّٰہَ  لَعَنَ الۡکٰفِرِیۡنَ وَ اَعَدَّ لَہُمۡ سَعِیۡرًا ﴿ۙ﴾  خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَاۤ  اَبَدًا ۚ لَا یَجِدُوۡنَ وَلِیًّا وَّ لَا  نَصِیۡرًا ﴿ۚ﴾  یَوۡمَ تُقَلَّبُ وُجُوۡہُہُمۡ فِی النَّارِ یَقُوۡلُوۡنَ یٰلَیۡتَنَاۤ  اَطَعۡنَا اللّٰہَ  وَ اَطَعۡنَا الرَّسُوۡلَا ﴿﴾ وَ قَالُوۡا رَبَّنَاۤ  اِنَّاۤ  اَطَعۡنَا سَادَتَنَا وَ کُبَرَآءَنَا  فَاَضَلُّوۡنَا السَّبِیۡلَا ﴿﴾  رَبَّنَاۤ  اٰتِہِمۡ ضِعۡفَیۡنِ مِنَ الۡعَذَابِ وَ الۡعَنۡہُمۡ  لَعۡنًا کَبِیۡرًا ﴿٪﴾
Mereka bertanya kepada engkau mengenai terjadinya Kiamat. Katakanlah: “Ilmunya hanya ada di sisi Allah.” Dan apakah yang dapat membuat engkau mengetahui bahwa Kiamat itu mungkin telah dekat?   Sesungguhnya  Allah telah mengutuk orang-orang kafir, dan telah menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala. Mereka akan kekal di dalamnya. Mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan tidak pula penolong. یَوۡمَ تُقَلَّبُ وُجُوۡہُہُمۡ فِی النَّارِ    -- Pada hari itu ketika  para pemuka mereka akan dibolak-balikkan  di dalam api dan یَقُوۡلُوۡنَ یٰلَیۡتَنَاۤ  اَطَعۡنَا اللّٰہَ  وَ اَطَعۡنَا الرَّسُوۡلَا  -- mereka akan berkata: ”Alangkah baiknya seandainya kami  mentaati Allah dan menaati Rasul.” وَ قَالُوۡا رَبَّنَاۤ  اِنَّاۤ  اَطَعۡنَا سَادَتَنَا وَ کُبَرَآءَنَا  فَاَضَلُّوۡنَا السَّبِیۡلَا  --  Dan mereka akan berkata: “Wahai Rabb (Tuhan) kami, kami telah mentaati pemimpin-pemimpin kami dan pembesar-pembesar kami  lalu mereka menyesatkan kami dari jalan lurus. رَبَّنَاۤ  اٰتِہِمۡ ضِعۡفَیۡنِ مِنَ الۡعَذَابِ وَ الۡعَنۡہُمۡ  لَعۡنًا کَبِیۡرًا   --   Wahai  Rabb (Tuhan) kami, datangkanlah kepada mereka azab dua kali lipat, dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar” (Al-Ahzab [33]:64-69).
      Dalam ayat 67  disinggung tentang para pemimpin kaum kafir, sebab wujuh berarti juga para pemimpin:    “Pada hari itu ketika  para pe-muka mereka akan dibolak-balikkan  di dalam api dan mereka akan berkata:”Alangkah baiknya seandainya kami  mentaati Allah dan menaati Rasul.””     Sedangkan dalam ayat   disebutkan pemimpin-pemimpin tingkat bawah.
  Merupakan fitrat manusia suka berusaha melemparkan noda perbuatan-perbuatan buruknya sendiri kepada orang lain, itulah makna ayat:    “Dan mereka akan berkata: “Wahai Rabb (Tuhan) kami, kami telah mentaati pemimpin-pemimpin kami dan pembesar-pembesar kami  lalu mereka menyesatkan kami dari jalan lurus.   Wahai Rabb (Tuhan) kami, datangkanlah kepada mereka azab dua kali lipat, dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar.”

Pengkhianatan Syaitan Terhadap  Janji-janji   Muluknya

  Dengan demikian benarlah jawaban syaitan  berikut ini ketika diminta pertanggungjawaban oleh orang-orang yang disesatkannya serta menjadi pengikutnya atau menjadi  “penyembahnya”,  sehingga mereka  yang  sebelumnya  bekerjasama  melawan kebenaran yang dibawah para Rasul Allah  tetapi pada akhirnya mereka akan saling menyalahkan, firman-Nya:
وَ قَالَ  الشَّیۡطٰنُ لَمَّا قُضِیَ الۡاَمۡرُ اِنَّ اللّٰہَ وَعَدَکُمۡ وَعۡدَ الۡحَقِّ وَ وَعَدۡتُّکُمۡ فَاَخۡلَفۡتُکُمۡ ؕ وَ مَا کَانَ لِیَ عَلَیۡکُمۡ مِّنۡ سُلۡطٰنٍ  اِلَّاۤ  اَنۡ دَعَوۡتُکُمۡ فَاسۡتَجَبۡتُمۡ لِیۡ ۚ فَلَا تَلُوۡمُوۡنِیۡ وَ لُوۡمُوۡۤا اَنۡفُسَکُمۡ ؕ مَاۤ  اَنَا بِمُصۡرِخِکُمۡ وَ مَاۤ  اَنۡتُمۡ بِمُصۡرِخِیَّ ؕ اِنِّیۡ کَفَرۡتُ بِمَاۤ اَشۡرَکۡتُمُوۡنِ مِنۡ قَبۡلُ ؕ اِنَّ الظّٰلِمِیۡنَ لَہُمۡ  عَذَابٌ اَلِیۡمٌ ﴿﴾  وَ اُدۡخِلَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا بِاِذۡنِ رَبِّہِمۡ ؕ تَحِیَّتُہُمۡ  فِیۡہَا  سَلٰمٌ ﴿﴾
Dan tatkala perkara itu telah diputuskan syaitan berkata: وَعَدَکُمۡ وَعۡدَ الۡحَقِّ وَ وَعَدۡتُّکُمۡ فَاَخۡلَفۡتُکُمۡ   --  “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kamu suatu janji yang benar, وَ وَعَدۡتُّکُمۡ فَاَخۡلَفۡتُکُمۡ  --  dan aku pun menjanjikan kepada kamu tetapi aku telah menyalahinya,  وَ مَا کَانَ لِیَ عَلَیۡکُمۡ مِّنۡ سُلۡطٰنٍ  اِلَّاۤ  اَنۡ دَعَوۡتُکُمۡ فَاسۡتَجَبۡتُمۡ لِیۡ  -- dan aku  sekali-kali tidak memiliki kekuasaan apa pun atas kamu, melainkan aku telah mengajakmu lalu kamu telah mengabulkan ajakanku. فَلَا تَلُوۡمُوۡنِیۡ وَ لُوۡمُوۡۤا اَنۡفُسَکُمۡ   --  Karena itu janganlah kamu mengecamku tetapi kecamlah diri kamu sendiri.  مَاۤ  اَنَا بِمُصۡرِخِکُمۡ وَ مَاۤ  اَنۡتُمۡ بِمُصۡرِخِیَّ  -- Aku sama sekali tidak dapat menolong kamu dan kamu pun sama sekali tidak dapat menolongku.  اِنِّیۡ کَفَرۡتُ بِمَاۤ اَشۡرَکۡتُمُوۡنِ مِنۡ قَبۡلُ ؕ اِنَّ الظّٰلِمِیۡنَ لَہُمۡ  عَذَابٌ اَلِیۡمٌ   -- Sesungguhnya aku telah mengingkari apa yang kamu persekutukan denganku sebelumnya, sesungguhnya orang-orang yang zalim itu bagi mereka ada azab yang pedih.”   وَ اُدۡخِلَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا بِاِذۡنِ رَبِّہِمۡ ؕ      -- Dan  orang-orang yang beriman dan beramal shaleh akan dima-sukkan ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka  kekal di dalamnya dengan seizin Rabb (Tuhan) mereka. تَحِیَّتُہُمۡ  فِیۡہَا  سَلٰمٌ   --   Ucapan salam mereka di dalamnya adalah: “Selamat sejahtera.” (Ibrahim [14]:23). Lihat pula QS.40:48-51.

Pentingnya  Mewaspadai  Para Provokator   

      Pendek kata, hendaknya  waspada terhadap berbagai bentuk  ajaran  dan ajakan yang  “menyederhanakan cara menjadi penghuni surga”  dengan cara-cara yang merugikan pihak-pihak lain, yang tidak diajarkan oleh Al-Quran dan Sunnah Nabi Besar Muhammad saw., karena “pintu surga” benar-benar sangat sempit  bagi orang-orang yang dalam beragamanya  bukannya  benar-benar  menyembah  Allah Swt. (Tauhid Ilahi), melainkan “menyembah hawa-nafsunya”  didasari   menginginkan keuntungan dan kekuasaan duniawi belaka, firman-Nya:
اِنَّ الَّذِیۡنَ  کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَا لَا تُفَتَّحُ لَہُمۡ  اَبۡوَابُ السَّمَآءِ  وَ لَا یَدۡخُلُوۡنَ الۡجَنَّۃَ حَتّٰی یَلِجَ الۡجَمَلُ فِیۡ سَمِّ الۡخِیَاطِ ؕ وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾  لَہُمۡ مِّنۡ جَہَنَّمَ مِہَادٌ  وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ غَوَاشٍ ؕ وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Sesungguhnya  orang-orang yang mendustakan Ayat-ayat (Tanda-tanda) Kami dan dengan  takabur berpaling darinya,  tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit ruhani dan tidak pula mereka akan masuk surga  hingga unta masuk ke lubang jarum,  dan demikianlah Kami membalas  orang-orang  yang  berdosa. Bagi mereka ada hamparan   Jahannam sedangkan di atas mereka ada selimut Jahannam, dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang zalim. (Al-A’rāf [7]:41-42).
 Jamal (unta) juga dapat diartikan seutas tali, sebab tali mempunyai persamaan lebih dekat dengan benang yang dimasukkan ke dalam lobang jarum. Adalah mustahil bagi para pengingkar Tanda-tanda Ilahi  yang mendukung kebenaran pendakwan Rasul Allah akan masuk surga, lihat Injil Matius 19:24.  
Allah Swt. berfirman mengenai pemenuhan janji-janji-Nya kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh atau orang-orang yang bertakwa:
وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَا نُکَلِّفُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَہَاۤ ۫ اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ  الۡجَنَّۃِ ۚ ہُمۡ   فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾ وَ نَزَعۡنَا مَا فِیۡ صُدُوۡرِہِمۡ مِّنۡ غِلٍّ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہِمُ الۡاَنۡہٰرُ ۚ وَ قَالُوا الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡ ہَدٰىنَا لِہٰذَا ۟ وَ مَا کُنَّا لِنَہۡتَدِیَ لَوۡ لَاۤ  اَنۡ ہَدٰىنَا اللّٰہُ ۚ لَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُ رَبِّنَا بِالۡحَقِّ ؕ وَ نُوۡدُوۡۤا اَنۡ تِلۡکُمُ الۡجَنَّۃُ  اُوۡرِثۡتُمُوۡہَا بِمَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾
Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh لَا نُکَلِّفُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَہَاۤ   -- Kami tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya,  mereka inilah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. وَ نَزَعۡنَا مَا فِیۡ صُدُوۡرِہِمۡ مِّنۡ غِلٍّ  --  Dan Kami mencabut segala dendam  yang ada di dalam dada mereka.  تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہِمُ الۡاَنۡہٰرُ  --  di bawah mereka  mengalir sungai-sungai,  وَ قَالُوا الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡ ہَدٰىنَا لِہٰذَا --  dan mereka berkata:   Segala puji bagi Allah Yang telah menunjuki kami kepada surga ini,  وَ مَا کُنَّا لِنَہۡتَدِیَ لَوۡ لَاۤ  اَنۡ ہَدٰىنَا اللّٰہُ -- dan kami  sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk seandainya  Allah tidak memberi kami petunjuk.  لَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُ رَبِّنَا بِالۡحَقِّ ؕ    -- Sungguh benar-benar  telah datang rasul-rasul Rabb (Tuhan) kami dengan haq.”  وَ نُوۡدُوۡۤا اَنۡ تِلۡکُمُ الۡجَنَّۃُ  اُوۡرِثۡتُمُوۡہَا بِمَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ -- Dan akan diserukan kepada mereka: “Inilah surga yang diwariskan kepada kamu sebagai ganjaran atas apa yang senantiasa kamu kerjakan.” (Al-A’rāf [7]:43-44).
Anak kalimat sisipan لَا نُکَلِّفُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَہَاۤ --  Kami tidak membebani sesuatu jiwa di luar kemampuannya, bertolak belakang dengan paham agama Kristen  mengenai “penebusan dosa” yang menyatakan bahwa dosa itu terpendam dalam fitrat manusia, maka upaya menghilangkan dosa itu berada di luar jangkauan kekuasaan manusia.
  Pada hakikatnya, kehidupan surgawi dimulai sejak dari dunia ini juga  (QS.55:47) dan seseorang dikatakan sedang menikmati kehidupan surgawi apabila hatinya bebas dari rasa permusuhan, irihati, dendam-kesumat, dan kegelisahan mental. Dan seseorang mustahil dapat menjadi  provokator mau pun  menjadi teroris   jika hati dan otak  seseorang  tidak diliputi oleh rasa permusuhan, irihati, dendam-kesumat,   kegelisahan mental  serta keburukan-keburukan lainnya, baik akibat keliru memahami masalah agama atau pun akibat  tindakan   “cuci otak” dari para provokator.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
oo0oo

Pajajaran Anyar,   19 Januari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar