Bismillaahirrahmaanirrahiim
KITAB SUCI AL-QURAN
“Kitab Suci Al-Quran adalah
kotak besar yang berisi batu ratna mutu manikam, namun manusia tidak
menyadarinya ”
“Setiap saat hatiku
merindukan untuk mencium Kitab Engkau
dan melaksanakan thawaf mengelilingi Al-Quran karena Kitab ini merupakan
Kabahku”
(Al-Masih-al-Mau’ud
a.s.)
Keunggulan Kitab Suci Al-Quran Berdasarkan Surah Al-Fatihah & Keistimewaan Bunga Mawar dan Khasiatnya
Bab 34
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam Bab
sebelumnya Masih
Mau’ud a.s menjelaskan mengenai pentingnya keberadaan “penyembuh ruhani” yang hakiki atau pemberi syafaat di kalangan umat Islam, terutama yang meraih derajat
kenabian (QS.4:70-71), sebagai buah (hasil) kepatuh-taatan sempurna kepada Allah Swt. dan Nabi Besar Muhammad
saw., firman-Nya:
قُلۡ اِنۡ کُنۡتُمۡ تُحِبُّوۡنَ اللّٰہَ
فَاتَّبِعُوۡنِیۡ یُحۡبِبۡکُمُ اللّٰہُ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ذُنُوۡبَکُمۡ ؕ وَ
اللّٰہُ غَفُوۡرٌ رَّحِیۡمٌ﴿﴾ قُلۡ اَطِیۡعُوا اللّٰہَ وَ الرَّسُوۡلَ ۚ فَاِنۡ
تَوَلَّوۡا فَاِنَّ اللّٰہَ لَا یُحِبُّ
الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾
Katakanlah: ”Jika kamu benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku, Allah
pun akan mencintai kamu dan akan
mengampuni dosa-dosa kamu. Dan Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Katakanlah: ”Taatilah Allah dan Rasul ini”, kemudian jika
mereka berpaling maka ketahuilah sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang kafir (Ali ‘Imran [3]:32-33).
Firman-Nya
lagi:
وَ مَنۡ
یُّطِعِ اللّٰہَ وَ الرَّسُوۡلَ فَاُولٰٓئِکَ مَعَ الَّذِیۡنَ اَنۡعَمَ اللّٰہُ
عَلَیۡہِمۡ مِّنَ النَّبِیّٖنَ وَ الصِّدِّیۡقِیۡنَ وَ الشُّہَدَآءِ وَ
الصّٰلِحِیۡنَ ۚ وَ حَسُنَ اُولٰٓئِکَ رَفِیۡقًا ﴿ؕ﴾ ذٰلِکَ الۡفَضۡلُ مِنَ اللّٰہِ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ
عَلِیۡمًا ﴿٪﴾
Dan barangsiapa
taat kepada Allah dan Rasul ini
maka mereka akan termasuk di antara
orang-orang yang
Allah memberi nikmat kepada mereka yakni: nabi-nabi, shiddiq-shiddiq,
syahid-syahid, dan orang-orang shalih, وَ حَسُنَ اُولٰٓئِکَ رَفِیۡقًا -- dan mereka itulah sahabat
yang sejati. ذٰلِکَ الۡفَضۡلُ
مِنَ اللّٰہِ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ عَلِیۡمًا -- Itulah karunia
dari Allah, dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui (An-Nisa
[4]:70-71).
Keunggulan Al-Quran
Berdasar Kesempurnaan Surah Al-Fatihah
Selanjutnya Masih Mau’ud a.s. bersabda mengenai keistimewaan Surah Al-Fatihah, yang merupakan bacaan wajib dalam semua jenis shalat, yang tanpa membacanya maka shalat yang dikerjakan tidak
sah:
“Untuk
diketahui secara umum kami akan mengemukakan karakteristik (sifat-sifat) apa saja yang menjadikan suatu tulisan (artikel) atau khutbah menjadi suatu karya tanpa banding dan berasal dari Allah Swt.. Kemudian kami
akan memilih salah satu Surah dalam Kitab Suci Al-Quran, lalu membuktikan
bahwa Surah itu memiliki kesempurnaan secara lengkap semua karakteristik unggulan dimaksud. Jika kemudian masih ada orang yang
menolak sifat-sifat tanpa banding
demikian maka bebannya terletak di
bahu yang bersangkutan untuk memberikan karya
lain sebagai padanannya.
Kalau bentuk suatu tulisan (artikel) atau khutbah
sepenuhnya menyerupai sesuatu yang datang
dari Allah Swt. dan merupakan hasil karya-Nya, dengan pengertian
bahwa karya itu bersifat komprehensif (lengkap) dengan ciri-ciri keajaiban internal atau pun eksternal, sebagaimana buatan (karya) Tuhan
lainnya, maka bisa dikatakan kalau tulisan
(artikel) atau khutbah tersebut
memang merupakan suatu hal yang tidak
mungkin ditiru atau disetarakan
dengan karya manusia lainnya. Bila kita mengakui suatu hal sebagai tanpa tara dan berasal dari Tuhan maka segala sesuatu
yang berbagi sifat-sifat ketiadaan tara
seperti itu dengan sendirinya menjadi tanpa
tara juga.
Bunga Mawar Merupakan Keajaiban Ciptaan Tuhan
Sekarang mari kita pilih salah satu hasil ciptaan Allah Swt. yang halus dan indah
yaitu bunga mawar, lalu kita akan
bahas keajaiban internal dan eksternalnya yang menjadikan bunga ini sebagai suatu ciptaan tanpa padanan. Kemudian kami
akan membuktikan bahwa keindahan dan
keunggulan Surah Al-Fatihah tidak
saja menyamai keindahan bunga mawar,
bahkan melampauinya.
Alasan mengapa aku memilih ilustrasi
ini ialah karena dalam salah satu kasyaf
aku melihat Surah Al-Fatihah
dituliskan pada selembar kertas
dengan sangat indah dan menarik hati, dan aku melihat kertas itu bertabur mawar merah halus yang tidak terbilang
banyaknya.
Ketika aku mentilawatkan
ayat-ayat dari Surah itu, bunga-bunga mawar itu terbang ke udara dengan mengeluarkan suara yang indah. Bunga-bunga mawar itu amat besar,
halus, segar, harum dan indah dimana ketika bunga-bunga itu melayang ke atas maka hati dan kepalaku terasa diharumkan
sehingga aku merasa luluh dan menjauh dari dunia beserta isinya.
Berdasarkan kasyaf tersebut
aku menyimpulkan bahwa bunga mawar
memiliki kaitan keruhanian dengan Surah
Al-Fatihah, sehingga aku memilihnya
sebagai bahan ilustrasi. Di awal aku akan mengemukakan sebagai ilustrasi tentang keajaiban internal dan eksternal
yang ditemukan di dalam bunga mawar
untuk kemudian dibandingkan dengan
keindahan keajaiban internal dan eksternal dari Surah Al-Fatihah, sehingga sifat-sifat bunga mawar yang tidak
mungkin ditiru itu nyatanya ada dalam Surah Al-Fatihah dalam kadar
yang lebih tinggi.
Dengan cara demikian aku juga telah memenuhi
indikasi yang disampaikan kepadaku
dalam kasyaf tersebut. Haruslah
diakui tanpa diragukan lagi bahwa bunga
mawar -- seperti juga ciptaan Tuhan
lainnya -- memiliki sifat-sifat yang
tidak mungkin ditiru. Sifat-sifat
tersebut ada dua macam.
Pertama, adalah sifat yang dimanifestasikan (diwujudkan) oleh penampakannya. Warna bunga ini amat menarik dan harumnya menyenangkan hati, sedangkan bentuk kuntumnya itu halus, segar, cantik dan bersih.
Kedua, adalah sifat-sifat
internal yang dibekali oleh Tuhan sebagai sifat yang inheren
(melekat). Sifat-sifat tersebut
adalah kemampuannya untuk menyenangkan dan menguatkan hati, merangsang
kalbu, bisa menjadi laksatif (pencahar),
menguatkan lambung, ginjal, urat-urat darah, rahim, paru-paru dan hati serta sangat menolong
bagi orang yang sedang koma atau
mengalami kelayuan jantung,
disamping kegunaan bagi penyakit-penyakit fisik lainnya.
Berdasarkan kedua bentuk sifat
itu maka diyakini bahwa bunga mawar bersifat amat sempurna, sehingga tidak mungkin
bagi manusia menciptakan padanannya
yang sama menarik dalam warna dan keharuman atau halus dan
cantik serta memiliki semua sifat-sifat
bunga mawar.
Kenyataan demikian diperoleh
melalui pembuktian secara praktek, dimana tidak ada filosof atau dokter yang mampu meramu
obat ataupun resep yang bisa menghasilkan bunga dengan tampilan dan sifat-sifat bunga mawar.
Sifat Surah Al-Fatihah
Dibanding Bunga Mawar
Unsur-unsur ketiadaan tara
demikian ditemukan juga dalam Surah
Al-Fatihah meskipun Surah ini merupakan bagian kecil dari Al-Quran.
Pertama, perhatikanlah bentuk
eksternalnya, lalu lihat cara
pengucapannya yang indah,
kemudian ungkapan, urutan dan sifat-sifat lainnya yang cantik
yang merupakan persyaratan keindahan
suatu komposisi. Semua itu mengemuka
di dalam Surah Al-Fatihah sebagai
suatu manifestasi tiada tara yang
bersih dari kekasaran dan keliaran cara pengungkapan.
Pengungkapan setiap kalimatnya amat jelas, setiap bentuk ekspresi
sesuai dengan tempatnya, dan semua
bentuk sifat yang menonjolkan keindahan komposisinya ada di dalam
Surah itu. Elokuensi (kefasihan)
yang paling tinggi yang mungkin dibayangkan manusia ada terdapat di
dalamnya secara sempurna berikut segala
hal yang diperlukan untuk menjelaskan maknanya.
Dengan segala sifat indah
demikian Surah ini dipenuhi keharuman
kebenaran tanpa ada sekecil dzarah
pun kedustaan di dalamnya. Keindahannya tidak sama dengan karya para penyair yang cenderung berbau kedustaan dan bualan kosong.
Berbeda dengan syair-syair
demikian, Surah ini penuh dengan keharuman halus dari apa yang namanya kebenaran. Keharuman tersebut diikuti dengan keindahan pengungkapan, kepantasan
dan kehalusan dalam pengucapan, sebagaimana keharuman bunga mawar yang diikuti
dengan keindahan warna dan kejernihannya. Semuanya itu menggambarkan sifat-sifat eksternalnya.
Dari sudut pandang sifat-sifat
internalnya, Surah Fatihah
merupakan obat penawar bagi penyakit-penyakit keruhanian yang teruk (kronis), serta memberikan pedoman guna kesempurnaan kekuatan intelektual dan tindakan. Surah ini akan memperbaiki
kekacauan serta mengemukakan wawasan-wawasan
akbar dan mutiara-mutiara hikmah
yang tersembunyi dari mata para pemikir dan ahli filosofi.
Hati seorang pencari kebenaran akan menjadi kuat
dengan membacanya dan ia akan disembuhkan dari segala penyakit karena keraguan, kesalahan dan kecurigaan.
Kebenaran Tingkat Tinggi
Isi Surah ini mengemukakan kebenaran tingkat tinggi dan realitas indah yang diperlukan bagi kesempurnaan kalbu. Jelas kiranya bahwa semua keagungan demikian tidak mungkin diungkapkan seluruhnya dalam hasil karya tulisan atau khutbah
manusia biasa. Kemustahilan membuat padanan demikian itu bukanlah
semata-mata basa-basi saja tetapi
merupakan suatu hal yang nyata.
Allah Yang Maha Agung telah memanifestasikan kesempurnaan sifat-sifat internal dan eksternal Kitab (Surah) ini dengan
mengemukakan dalam kata-kata yang indah
segala mutiara hikmah dan wawasan luhur menurut kebutuhan dan sejalan dengan persyaratan kebenaran.
Dia telah menampakkan kedua
bentuk sifat-sifat tersebut pada tingkat kesempurnaannya yang paling
tinggi. Pertama, Kitab ini mengemukakan wawasan luhur
yang tanda-tandanya telah menghilang dari ajaran agama-agama terdahulu tetapi juga belum pernah ditampilkan oleh para pemikir dan filosof.
Bukannya tanpa guna untuk mengemukakan sifat-sifat tersebut, karena pada waktu diturunkannya memang amat
dibutuhkan guna perbaikan kondisi
manusia pada zaman bersangkutan, karena kalau tidak maka manusia akan
menghadapi malapetaka kehancuran.
Sifat-sifat ini dikemukakan tanpa cacat cela dan sempurna dengan sendirinya. Dengan cara
demikian maka keraguan yang menghantui fikiran seorang penganut akan kemungkinan adanya kedustaan telah ditenangkan. Bagaimana mengemukakan semua kebenaran dan mutiara
hikmah demikian dengan cara yang
indah, merupakan suatu hasil karya
yang jelas berada di luar kemampuan
manusia.
Ketidak-berdayaan Manusia
Manusia itu sesungguhnya tidak
berdaya apa-apa dalam hal mengemukakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
kebenaran luhur dengan cara yang indah sambil tetap berpegang
pada kejujuran dan ketepatan perkataan. Sebagai contoh, adalah mustahil bagi seorang
pemilik toko yang kebetulan juga seorang penyair yang baik, untuk berbicara
secara fasih setiap saat dengan berbagai macam pelanggan dengan kata-kata
yang indah, tetapi sambil tetap membatasi dirinya pada hal-hal yang dianggap pantas.
Ketika ia seharusnya cukup
dengan kata-kata yang sedikit maka ia akan menahan dirinya berbicara banyak, sedangkan apabila ada
yang harus dijelaskan lengkap ia harus berbicara panjang lebar. Dalam pembicaraan dengan para pelanggannya ia harus menggunakan metoda yang sesuai guna mendukung pandangannya.
Atau contoh lainnya adalah tentang seorang hakim pengadilan yang bertugas untuk mencatat secara akurat
semua pernyataan dari pihak-pihak yang bertikai dan para saksi, serta menyusun pertanyaan dan mencatat
jawabannya atas segala hal yang berkaitan dengan perkara yang sedang disidangkan. Ia harus menata
argumentasi hukum secara akurat
sesuai dengan undang-undang dan
mengemukakan fakta-fakta dalam urutannya yang benar, berikut pandangannya
sendiri disertai argumentasi
yang mendukung.
Mustahil baginya untuk
melakukan semua hal itu pada tingkat
kefasihan yang tidak mungkin
dilampaui oleh orang lain, karena
selalu ada saja orang yang lebih baik
daripada dirinya. Yang namanya karangan
manusia itu meskipun bebas (bersih)
dari maksud penyombongan diri
atau hal-hal yang tidak relevan,
masih saja tidak akan bisa membebaskan
diri sepenuhnya dari kedustaan
dan omong kosong.
Kalau mereka mencoba menyajikannya secara sempurna maka hasilnya akan cacat, laiknya sebuah lukisan yang bermaksud menyempurnakan bentuk hidung akan melupakan kesempurnaan telinga, atau berusaha
menyempurnakan telinga maka yang dikorbankan adalah kesempurnaan mata.
Jika yang bersangkutan berniat berpegang
pada kebenaran ia harus mengorbankan
kefasihan. Adapun bila mengarah kepada kefasihan
maka muncul kedustaan dan omong kosong yang menumpuk seperti kulit sebuah bawang yang hanya merupakan lembaran
tipis tanpa substansi.
Merupakan Pekerjaan “Supra Natural”
Karena itu fikiran waras
menyatakan bahwa adalah suatu hal yang
mustahil untuk mengemukakan
suatu permasalahan secara fasih dengan kata berbunga tetapi tetap berpegang
pada kebenaran dan persyaratan
kondisi saat itu. Dengan demikian mudah memahami bahwa untuk
mengemukakan suatu wawasan yang luhur
sesuai persyaratan kebenaran dengan bahasa yang fasih dan indah adalah suatu pekerjaan bersifat supra natural yang berada di luar kemampuan manusia. Kerja demikian sama mustahilnya dengan menciptakan sebuah bunga yang sifat-sifatnya -- secara internal maupun eksternal
-- mirip sekali dengan bunga mawar.
Pengalaman menyatakan dan alam juga menentukan, bahwa mengenai permasalahan umum adalah mustahil
bagi seseorang untuk mengemukakan sesuatu
yang perlu dan benar -- apakah itu
berkaitan dengan masalah jual beli
atau pun prosedur hukum -- untuk
melakukannya secara sempurna dengan
menggunakan bahasa yang tepat dan
dengan tingkat kefasihan tertinggi.
Dengan demikian bagaimana mungkin manusia mampu mengemukakan dalam bentuk karya tertulis secara benar
dan akurat, semua wawasan
dan kebenaran yang luhur segala hal
yang berkaitan dengan kebenaran Ilahi,
tanpa meninggalkan segala sesuatu
yang dibutuhkan guna perbaikan zaman,
sebagai argumentasi yang konklusif (lengkap) dan sebagai penangkal bantahan mereka yang melawan, tetapi juga sambil juga tetap memperhatikan semua persyaratan ketentuan debat dan diskusi serta merangkum seluruh argumentasi
dan bukti-bukti kebenaran suatu ajaran? Apa lagi jika ditambah bahwa keindahan
komposisinya haruslah tanpa banding
dengan kefasihan pengungkapan yang tanpa tara.
Semua sifat-sifat ini dapat ditemui dalam Surah Al-Fatihah dan Al-Quran, yang nyatanya setara atau lebih tinggi
dari sifat-sifat tanpa tanding dari bunga mawar tersebut. Ada lagi sebuah sifat luhur di dalam Surah Al-Fatihah dan Kitab Suci Al-Quran yang bersifat khusus, dimana jika manusia membacanya secara tekun dan tulus maka hal itu akan mensucikan hatinya, menepis kabut kegelapan dari kalbunya, mengembangkan daya fikir yang bersangkutan serta
membawa para pencari kebenaran
kepada Tuhan.
Orang-orang yang “Dekat” dengan Allah Swt. & Sifat Internal dan Eksternal Surah Al-Fatihah
Sifat tersebut mendzahirkan Nur dan pengaruh atas dirinya sebagaimana yang ditemukan hanya pada mereka yang dekat dengan Allah
Yang Maha Luhur, dan hal itu tidak mungkin diperoleh dengan cara lainnya. Dalam buku ini kami telah
menyampaikan bukti-bukti tentang efek keruhanian demikian, dan jika ada pencari kebenaran yang menginginkan maka kami bisa memuaskannya disamping memberikan bukti-bukti yang baru.
Perlu pula diingat bahwa karakteristik
Kitab Suci Al-Quran sebagai suatu yang
tanpa tanding dan tanpa banding
tidak hanya didukung oleh argumentasi saja tetapi juga dikonfirmasi oleh pengalaman jangka panjang. Selama 1300 tahun sudah Al-Quran
mengemukakan sifat-sifatnya sebagai tantangan bagi seluruh dunia, bahwa dalam sifat-sifat internal dan eksternal
Kitab ini adalah tanpa
tanding dimana tidak ada manusia yang
mampu membuat kitab lain yang sejenis,
namun nyatanya tidak ada seorang pun
manusia yang sanggup memenuhi walaupun hanya misalnya satu Surah kecil seperti Al-Fatihah.
Mukjizat
apa lagi yang lebih jelas yang menunjukkan bahwa Firman Tuhan ini sepenuhnya
berada di luar batas kemampuan manusia,
baik berdasarkan argumentasi atau
pun pengalaman jangka panjang yang
telah membuktikan sifat keagungannya.
Bila masih ada manusia yang tidak
puas dengan kedua macam pembuktian
tersebut dan lebih mengagulkan
(membanggakan) pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya, atau menganggap bahwa masih ada penulis lain yang mampu mencipta tulisan seperti Al-Quran,
maka kami sekarang akan mengemukakan contoh
sebagaimana yang telah kami janjikan,
yaitu memberikan contoh dari kebenaran dan mutiara hikmah yang terkandung dalam Surah Al-Fatihah. Orang itu silakan
mengajukan karangannya sendiri untuk menandingi
sifat-sifat internal dan eksternal
dari Surah Al-Fatihah.” (Brahin-i Ahmadiyah,
sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, jld. I, hlm.
394-403, London, 1984).
Sebagai Sarana Penyembuh Penyakit Ruhani
Lebih jauh Masih Mau’ud a.s.
menjelaskan ketidak-bertaraan
kesempurnaan Al-Quran dan Surah Al-Fatihah dalam segala seginya:
“Sebagaimana dengan Kitab Suci
Al-Quran, demikian juga Surah
Al-Fatihah mengandung dua sifat
yang tidak ada tandingannya yaitu sifat internal dan sifat eksternal. Sebagaimana berulangkali telah dikemukakan, sifat eksternalnya berkaitan dengan teksnya yang indah, cemerlang, halus dan fasih dimana pernyataan
dan urutannya sedemikian cantik, sehingga tidak mungkin ditandingi oleh komposisi
macam apa pun.
Kalau penyair dan pengarang seluruh dunia mencoba mengemukakan subyek-subyek dari Surah
itu dalam bahasa mereka sendiri
dengan kualitas yang sama atau melebihi Al-Fatihah, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya sebagaimana yang dilakukan Al-Quran, yang telah mencanangkan ketiadaan-tara dirinya kepada seluruh dunia selama lebih dari 1300 tahun tanpa ada yang berani menimpali. Bungkamnya
para lawan selama berabad-abad demikian merupakan bukti ketiadataraan Kitab Suci Al-Quran.
Sekarang kami akan mengulang tentang sifat-sifat internal dari Surah
Al-Fatihah agar dimengerti oleh mereka yang berfikir. Ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah Yang Maha Bijaksana
telah membekali bunga mawar dengan
berbagai macam kemaslahatan bagi tubuh manusia, seperti untuk penguatan jantung, kemampuan
fisik dan jiwa manusia serta menolong untuk beberapa jenis penyakit.
Begitu jugalah Allah Yang Maha Agung telah menempatkan di dalam Surah Al-Fatihah -- sebagaimana juga di
dalam seluruh Kitab Suci Al-Quran
-- sarana penyembuhan bagi penyakit
ruhani dan obat bagi penyakit-penyakit dalam, yang tidak akan ditemukan di mana pun,
karena Surah ini berisi kebenaran-kebenaran yang telah menghilang dari dunia.
“Hujan
Rahmat” yang Turun dari Langit
Sesungguhnya Surah tersebut
merupakan hujan rahmat yang turun
dari langit untuk menyelamatkan jiwa mereka yang haus. Kehidupan keruhanian dunia ini
bergantung kepada turunnya air dari
langit yang memberi kehidupan dimana setiap tetesnya merupakan obat bagi beberapa penyakit.
Kondisi dunia selama berabad-abad menunjukkan bahwa dunia tidak mampu mengobati
penyakit-penyakit ini dengan kemampuannya
sendiri tanpa bantuan turunnya Nur
tersebut. Dunia nyatanya tidak kuasa
menghilangkan kegelapan masa tanpa cahaya langit yang akan mencerahkan dunia dengan berkas sinar kebenaran dan menjadikan mereka yang buta melihat kembali dan mereka
yang awam menjadi mengerti.
Nur Samawi tersebut tidak
saja telah mengemukakan kembali wawasan
murni yang telah menghilang dari
dunia, tetapi juga telah mengisi fikiran manusia dengan intan permata kebenaran dan kebijaksanaan, menarik manusia kepada keindahan wujudnya serta membawa
manusia kepada tingkat keadaan pengetahuan dan perilaku luhur.
Kedua bentuk sifat yang
ditemukan di dalam Al-Fatihah dan di
dalam Al-Quran tersebut merupakan argumentasi cemerlang tentang ketiadaan-tara firman Tuhan, sebagaimana juga manusia mengakui keindahan sifat-sifat bunga mawar. Bahkan sifat-sifat Al-Quran itu demikian luar biasa dan berada di luar kemampuan nalar manusia dan tidak ditemukan pada bunga mawar.
Keakbaran,
keagungan dan ketiadaan-tara sifat-sifat itu hanya bisa dihargai jika dipertimbangkan
bersama secara kolektif. Pertama, perhatikanlah bagaimana kata-kata dalam Surah itu demikian fasih,
merdu, suci, menarik hati
dengan rona yang cantik, sehingga jika ada manusia yang berfikiran
untuk mengarang sesuatu yang serupa dimana teksnya harus sedemikian komprehensif
merangkum keseluruhan pengertian
maka mustahil ia akan mampu
melakukannya.
Khazanah Ilmu Dalam “Kata” dan “Huruf” Al-Quran
Perhatikan juga bagaimana komprehensifnya
pokok pandangan dalam ayat-ayat itu berisikan kebenaran-kebenaran dan mutiara hikmah yang luhur dimana tidak ada satu kata atau huruf pun yang kosong
dari kebijaksanaan. Kemudian
perhatikan pula bagaimana kebenaran
yang dikemukakan tersebut merupakan hal
yang amat dibutuhkan manusia di
setiap zaman.
Selain itu camkan bagaimana kebenaran
yang diungkapkannya merupakan suatu hal yang tidak ada taranya dan bukan
merupakan hasil temuan para pemikir
atau filosof dalam perenungan atau pengamatan mereka. Kebenaran
yang ditampilkan merupakan berkat
yang baru dimana sebelum turunnya Surah ini manusia di masa
bersangkutan tidak mengetahuinya
sama sekali.
Lihatlah juga bagaimana ayat-ayat
tersebut mengandung berkat Samawi
yang jika diikuti maka seorang pencari kebenaran akan dapat menciptakan hubungan dengan Allah Swt. serta menumbuhkan kecintaan kepada-Nya,
sehingga Nur yang mulai muncul bersinar dari dirinya menjadi sama dengan keadaan pada
hamba-hamba Allah.
Rangkumlah keseluruhan sifat
ini secara kolektif maka penalaran yang waras tanpa ragu-ragu lagi akan menyatakan bahwa tidak mungkin bagi manusia untuk menghasilkan karangan yang dapat menampung semua sifat-sifat sempurna seperti ini.
Kita akan tercengang jika merenungi keseluruhan
keluhuran yang bersifat terbuka maupun yang tersembunyi, dan seorang yang bijak akan meyakini
bahwa semua itu berada di luar kemampuan
penalaran dan imajinasi manusia
untuk dapat menghasilkan kombinasi
seperti itu.
Bunga
mawar saja tidak akan menjadikan orang tercengang
demikian. Kitab Suci Al-Quran memiliki
kekhususan demikian dimana sifat-sifatnya yang tiada tara menjadi jelas dengan
sendirinya. Kalau saja para lawan
mau membuka hati dan melihat bahwa tidak ada satu huruf pun yang salah tempat atau tidak sejalan dengan kebijakan
dan kepantasan, serta menyadari
bahwa tidak ada satu pun phrasa yang
tidak dibutuhkan bagi perbaikan manusia maka hatinya akan gentar dengan sendirinya. Apalagi melihat tingkat kefasihan komposisi yang amat sempurna, sehingga tidak mungkin mengganti satu saja bait
kalimatnya dengan bikinan manusia.
Tantangan Allah Swt. yang Tidak Pernah Terjawab
Seorang awam yang tidak
pernah memperhatikan hal-hal seperti itu, bisa saja akan mengatakan apa buktinya bahwa semua sifat-sifat ini dapat ditemukan
di dalam Surah Al-Fatihah dan di
dalam Al-Quran. Keagungan tiada tara dari Al-Quran ini dibuktikan
jika manusia memperhatikan kalimat-kalimatnya
yang demikian fasih tanpa banding, kebenaran-kebenaran dan mutiara-mutiara hikmah yang demikian luhur, pengaruh luar biasa dari ayat-ayat
tersebut yang tidak mungkin disamai
oleh perkataan manusia, serta memperhatikan
bahwa sifat-sifat suci ini diwahyukan dengan tujuan yang jelas pada saat dibutuhkan.
Mereka yang karena bernasib sial
sebab tidak memperoleh karunia
berupa keimanan Islam, nyatanya
juga kagum oleh komposisi
yang demikian luar biasa
tersebut, sehingga dalam kerancuan jalan fikiran, mereka
menganggapnya sebagai sihir belaka.
Seorang yang jujur akan menemukan argumentasi yang menguatkan ketiadaan tara Kitab Suci Al-Quran, kenyataan bahwa meskipun sudah 1300 tahun
lamanya Kitab ini menantang para lawan untuk membuat padanannya
serta menyebut mereka yang tetap
saja menentang sebagai orang-orang yang jahat, kotor, terkutuk dan calon pengisi (penghuni) neraka, namun nyatanya para lawan tersebut pasrah mendapat penistaan dan julukan
pendusta, jahat, durhaka, kafir serta kandidat (calon
penghuni) neraka, karena ketidak-mampuan
mereka mencipta -- bahkan satu Surah singkat saja -- sebagai perbandingan.
Mereka juga tidak mampu menemukan
kesalahan dalam keunggulan, sifat-sifat, keagungan dan kebenaran
yang dikemukakan oleh firman Allah Swt..
Mereka masih tetap ditantang bahwa
selama mereka tidak meninggalkan agama
dan kekurangan keimanan mereka, sepatutnya mereka mencoba membuat satu saja padanan
Surah dari Al-Quran dengan
kata-kata yang berisi semua sifat-sifat
internal dan eksternal tersebut seperti
yang terdapat di dalam Al-Quran. (Brahin-i-Ahmadiyah,
sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, jld. I,
hlm. 403-410, London, 1984).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
oo0oo
Pajajaran
Anyar, 11 Februari
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar